IHSG melemah imbas isu demo dan ketidakpastian politik. Capital outflow Rp250 miliar tekan pasar. Investor dan trader diminta waspada, ada peluang rebound.

LIVOMEDIA.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih berpotensi melanjutkan pelemahan setelah aksi demonstrasi anarkis yang terjadi di Jakarta memicu kepanikan pelaku pasar.

Tekanan jual dari investor semakin memperburuk peluang rebound IHSG dalam waktu dekat.

Aksi demo besar di kompleks DPR sejak 28 Agustus 2025 menimbulkan kekhawatiran, terlebih setelah insiden kendaraan taktis (rantis) kepolisian melindas seorang pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan.

Situasi politik yang memanas membuat investor maupun trader memilih mengambil langkah aman, baik dengan melakukan profit taking maupun menunggu kondisi kembali stabil.

Pada perdagangan Jumat (29/8/2025), IHSG ditutup melemah tajam sebesar 7.830 poin atau terkoreksi 1,53%.

Modal Asing Kabur dari Pasar Domestik

Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing atau capital outflow keluar dari Indonesia pada pekan keempat Agustus 2025 (25 sampai 28 Agustus).

Total dana asing yang hengkang mencapai Rp250 miliar.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Junanto Herdiawan, menjelaskan investor asing atau nonresiden mencatatkan jual neto sebesar Rp0,25 triliun di pasar keuangan domestik.

“Terdiri dari jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp10,79 triliun, serta beli neto Rp2,62 triliun di pasar saham, dan Rp7,93 triliun di pasar SBN,” ungkap Junanto dalam keterangan tertulis, Minggu (31/8/2025).

Proyeksi IHSG ke Depan

Menurut Alivio Junio, investor sekaligus swing trader dari KSV Investing, tren pelemahan IHSG masih berpotensi berlanjut apabila pemerintah belum mengambil langkah kebijakan yang tepat pada awal September 2025.

“Kalau situasi masih sama, IHSG bisa terus turun dan tidak pasti arahnya. Ini bisa jadi kesempatan kedua setelah awal tahun sempat jatuh lalu rebound hingga all time high di 8.000,” kata Alivio.

Ia menilai saat ini bisa menjadi momentum untuk mencicil pembelian saham, namun dengan strategi hati-hati.

“Seharusnya tren masih uptrend, tapi isu demo menimbulkan kekhawatiran investor. Jadi, sementara ini bisa cicil beli tapi jangan habiskan semua cash,” jelasnya.

Potensi IHSG ke 7.000

Alivio menambahkan, ada kemungkinan IHSG terkoreksi lebih dalam hingga menyentuh level 7.000 jika ketidakpastian politik terus berlanjut.

Namun, ia menilai sulit bagi IHSG untuk jatuh di bawah 6.000 karena kondisi ekonomi global mulai menunjukkan tanda pemulihan.

“Untuk ke 7.000 atau sedikit di bawahnya mungkin bisa, tapi ke 6.000 atau lebih rendah rasanya sulit karena ekonomi global mulai rebound, hanya domestik yang sedang bergejolak,” ujarnya.

Selain itu, rencana penawaran saham perdana (IPO) juga bisa terdampak.

Perusahaan yang semula berencana IPO kemungkinan menunda hingga kondisi pasar kembali kondusif demi mendapatkan valuasi maksimal.