LIVO, USA – Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberi sinyal kemungkinan adanya pemangkasan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan bank sentral bulan depan.

Meski begitu, Powell menekankan keputusan tersebut belum final dan sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi terbaru, terutama terkait inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja.

Dalam pidatonya di konferensi tahunan The Fed, Powell menyoroti pasar tenaga kerja yang menurutnya berada dalam posisi tidak biasa.

“Risiko terhadap ketenagakerjaan bisa muncul dengan cepat jika kondisi ini memburuk,” kata Powell saat berbicara di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (22/8/2025).

Powell menjelaskan permintaan dan pasokan tenaga kerja sama-sama melambat, sehingga berpotensi menekan tingkat lapangan kerja.

Waspadai Tekanan Inflasi Baru

Selain risiko ketenagakerjaan, Powell juga mengingatkan potensi tekanan harga akibat kenaikan tarif impor yang diberlakukan pemerintahan saat ini.

Menurutnya, tarif bisa memicu dinamika inflasi yang lebih bertahan lama, meski proyeksi dasar The Fed memperkirakan dampaknya hanya bersifat sementara.

“Dengan kebijakan moneter saat ini masih dalam wilayah restriktif, keseimbangan risiko yang bergeser dapat menjadikan penyesuaian kebijakan diperlukan,” ujar Powell.

Sejauh ini, The Fed masih mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50% sejak Desember lalu, sambil mengevaluasi dampak kebijakan fiskal pemerintah terhadap inflasi.

Walaupun inflasi sudah melandai, angkanya tetap di atas target 2% yang ditetapkan bank sentral.

Dampak bagi Pasar Saham dan Crypto

Potensi penurunan suku bunga biasanya menjadi kabar positif bagi pasar saham. Alasannya, biaya pinjaman lebih murah sehingga perusahaan bisa lebih leluasa melakukan ekspansi.

Likuiditas meningkat, investor lebih berani masuk ke aset berisiko, dan valuasi saham cenderung naik karena yield obligasi menurun.

Sektor yang sering kali diuntungkan meliputi teknologi, properti, dan konsumer siklikal.

Untuk pasar aset digital, kebijakan dovish The Fed juga memberi angin segar. Penurunan suku bunga berpotensi melemahkan dolar AS, sehingga investor mencari alternatif lindung nilai ke aset crypto seperti Bitcoin dan altcoin.

Hal ini kerap memicu sentimen bullish dan memicu fase akumulasi menuju potensi reli baru.

Kesimpulan

Jika The Fed benar-benar menurunkan suku bunga bulan depan, baik pasar saham maupun crypto diperkirakan akan mendapatkan dorongan positif.

Investor global kini menanti data ekonomi terbaru yang akan menjadi penentu arah kebijakan Powell dan timnya.