Penelitian terbaru di jurnal Thorax mengungkap konsumsi makanan ultra-olahan seperti mi instan, hot dog, hingga soda dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru hingga 41 persen, bahkan pada non-perokok.
LIVOMEDIA.ID – Makanan cepat saji seperti hot dog, pizza instan, mi instan, hingga minuman bersoda ternyata tidak hanya berisiko memicu kenaikan berat badan, tetapi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru.
Mengutip laporan Health, studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Thorax pada 29 Juli 2025 menemukan konsumsi tinggi makanan ultra-olahan atau ultra-processed foods (UPF) berhubungan dengan meningkatnya kemungkinan kanker paru-paru, termasuk pada individu yang tidak pernah merokok.
Risiko Kanker Paru-Paru Meningkat hingga 41 Persen
Penelitian ini melibatkan hampir 102.000 orang berusia 55–74 tahun di Amerika Serikat.
Seluruh peserta diminta mengisi kuesioner terkait pola makan, kemudian dikelompokkan berdasarkan jumlah konsumsi UPF.
Hasilnya, kelompok dengan konsumsi UPF tertinggi tercatat memiliki 41 persen lebih besar kemungkinan terdiagnosis kanker paru-paru dibanding kelompok dengan konsumsi terendah.
Secara detail, risiko kanker paru-paru non-sel kecil meningkat 37 persen, sementara kanker paru-paru sel kecil yang lebih agresif melonjak 44 persen.
Bukan Hanya Perokok yang Berisiko
Selama ini kanker paru-paru erat dikaitkan dengan kebiasaan merokok.
Namun, temuan ini menunjukkan pola makan juga memegang peranan penting, bahkan pada non-perokok.
“Kami masih belum mengetahui mekanisme apa yang memengaruhi risiko kanker paru-paru, tetapi ada kemungkinan peradangan sistemik berperan dalam beberapa hal,” ungkap Tim Rebbeck, PhD, Profesor Pencegahan Kanker di Harvard TH Chan School of Public Health, Selasa (26/8/2025).
Para peneliti menduga kandungan tinggi pengawet, garam, lemak, dan gula dalam makanan ultra-olahan bisa memicu peradangan kronis yang pada akhirnya mendukung pertumbuhan sel kanker.
Apa Saja yang Termasuk Makanan Ultra-Olahan?
Makanan ultra-olahan merupakan produk yang mengalami proses pengolahan intensif dengan tambahan bahan kimia, pewarna, maupun pemanis buatan.
Beberapa contoh UPF antara lain yaitu hot dog, nugget, hamburger kemasan, mi instan dan sup instan, minuman bersoda serta jus kemasan manis, sereal sarapan manis, kue kering, roti kemasan, dan camilan asin.
“Makanan ini memang praktis, enak, dan murah. Tapi umumnya tinggi kalori dan rendah nutrisi,” jelas Zhaoping Li, MD, PhD, Kepala Divisi Nutrisi Klinis di Fakultas Kedokteran UCLA David Geffen.
Tidak Harus 100 Persen Dihindari
Mengurangi makanan ultra-olahan bukan berarti harus berhenti total.
Kuncinya ada pada keseimbangan asupan.
Para ahli menyarankan lebih banyak mengonsumsi sayur, buah, ikan, dan biji-bijian, serta mengurangi porsi makanan instan.
Misalnya, mengganti mi instan dengan nasi hangat, ikan, dan sayuran, atau menyeimbangkan sarapan sereal manis dengan buah segar dan sumber protein sehat.
Dengan pola makan yang lebih seimbang, tubuh tidak hanya memperoleh energi, tetapi juga perlindungan jangka panjang dari berbagai penyakit kronis, termasuk kanker paru-paru.
Tinggalkan Balasan