Festival Pacu Jalur Kuansing 2025 di Riau kembali mencuri perhatian dengan tarian viral “Aura Farming”. Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen menjadikan Pacu Jalur sebagai destinasi wisata budaya unggulan nasional.

LIVO, RIAU – Festival Pacu Jalur di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, terus diperkuat untuk menjadi destinasi wisata budaya unggulan nasional.

Ajang tahunan ini bukan hanya menghadirkan lomba perahu tradisional, tetapi juga memunculkan tren viral “Aura Farming” yang semakin memperkenalkan tradisi Kuansing ke dunia.

Tarian “Aura Farming” menampilkan anak-anak yang menari penuh semangat di ujung perahu saat lomba dayung berlangsung.

Fenomena ini mendadak populer di media sosial dan menjadi daya tarik baru yang membuat Festival Pacu Jalur 2025 semakin istimewa.

Wapres Gibran Hadiri Festival Pacu Jalur 2025

Pembukaan Festival Pacu Jalur tahun ini dihadiri langsung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama sejumlah menteri, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Menteri Pemuda dan Olahraga, serta Menteri Kebudayaan.

Kehadiran mereka menunjukkan sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung pengembangan Festival Pacu Jalur sebagai ikon wisata Riau.

Dalam kesempatan itu, Bupati Kuansing Suhardiman Amby menyerahkan blueprint strategis pariwisata Kuansing kepada Menteri Pariwisata.

Dokumen tersebut memuat rencana pengembangan destinasi unggulan, termasuk kawasan Tepian Narosa, agar Kuansing dapat ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).

“Jika ditetapkan sebagai KSPN, Kuansing akan lebih mudah mendapat dukungan anggaran pusat untuk membangun infrastruktur pariwisata,” jelas Suhardiman, baru-baru ini.

Infrastruktur dan Potensi Wisata Kuansing

Bupati Suhardiman menekankan pentingnya pembangunan fasilitas permanen, seperti tribun penonton, untuk mendukung acara besar seperti Pacu Jalur.

Ia berharap, dengan status KSPN, Kuansing bisa lebih terintegrasi dengan daerah tetangga seperti Sumatera Barat dan Jambi, sehingga jalur wisata alam dan budaya dapat saling terhubung.

Sementara itu, Wapres Gibran menilai fenomena tari “Aura Farming” yang viral menjadi bukti bahwa Festival Pacu Jalur memiliki daya tarik budaya yang besar.

“Tarian ini sudah viral, sudah mendunia. Harapannya tradisi ini terus kita rawat agar bisa menjadi warisan budaya yang membanggakan Indonesia,” kata Gibran.

Ia juga menekankan pentingnya perbaikan infrastruktur dan kebersihan kawasan Pacu Jalur agar lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, tertarik datang ke Kuansing.

“Pemerintah pusat dan daerah sudah sepakat untuk mengembangkan warisan budaya ini supaya makin dikenal dunia,” tambahnya.

Festival Pacu Jalur 2025 Meriahkan Kuansing

Festival Pacu Jalur 2025 diikuti oleh 228 perahu jalur dari berbagai daerah. Selain lomba dayung, festival juga menghadirkan hiburan tambahan, salah satunya penampilan rapper internasional asal Amerika Serikat, Melly Mike.

Sejak 2014, Pacu Jalur telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Lebih dari sekadar perlombaan, Pacu Jalur adalah simbol kebersamaan dan identitas masyarakat Kuansing.

Sejarah Pacu Jalur

Tradisi Pacu Jalur berakar sejak abad ke-17. Saat itu, perahu jalur digunakan masyarakat Rantau Kuantan sebagai sarana transportasi utama untuk mengangkut hasil bumi seperti pisang dan tebu.

Kapal kayu panjang ini mampu menampung hingga 60 orang sebelum transportasi darat berkembang.

Kini, Pacu Jalur tidak hanya menjadi tradisi lokal, tetapi juga festival budaya berskala nasional yang berpotensi mengangkat Kuansing sebagai destinasi wisata unggulan Indonesia.

Luna Prisylla
Editor